JAKARTA — Gelombang aksi massa yang mengguncang Indonesia pada Agustus dan September 2025 bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan momentum revolusi besar dalam memperbaiki tatanan sosial-politik, terutama reformasi parlemen.
Sekelompok Mahasiswa yang tergabung di Lingkar Aktivis Mahasiswa mendesak pihak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menangkap dan memenjarakan RHB selaku Anggota DPR RI atas dugaan percobaan pembunuhan.
Seruan tersebut disampaikan Lingkar Aktivis Mahasiswa dalam pernyataan statement saat aksi di NasDem Tower (RT.2/RW.2 Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat) pada Rabu (17/09/2025) sekira pukul 13.30 wib.
Aksi yang dikoordinatori MA. Kuswantoro, S.Ikom, SH menyebutkan, gerakan massa pada bulan Agustus dan September 2025 adalah momentum revolusi besar untuk memperbaiki tatanan sosial politik Indonesia khususnya parlemen.
Kemarahan masyarakat yang memuncak dalam tuntutan bubarkan DPR sangat mendasar mengingat kualitas DPR RI yang sangat memprihatikan dan berjarak dengan rakyat. Salah satu yang menjadi perhatian kami adalah pembiaran partai terhadap kader yang duduk di DPR RI, padahal diduga nyata melanggar hukum dan tak bermoral.
Dalam hal ini kader NasDem dengan inisial RHB yang juga anggota DPR RI yang diduga melakukan kekerasan bahkan ancaman pembunuhan terhadap seorang perempuan menggunakan senjata api. Di samping itu, yang bersangkutan juga diduga menelantarkan keluarga lahir dan bathin selama beberapa bulan.
Dugaan tersebut membuat kecewa dan malu terhadap etika dan moral yang dimiliki wakil rakyat, yang tidak mencerminkan sebagai wakil rakyat yang teladan dan pelindung sebagai raya aman dan nyaman bari rakyatnya.
Maka sebagai landasan yang telah menyakiti dan membunuh mimpi rakyat ketika diwakili oleh Anggota DPR RI dengan kualitas seperti RHB, Lingkar Aktivis Mahasiswa menuntut tiga hal.
Pertama, tangkap dan penjarakan RHB atas dugaan percobaan pembunuhan. Kedua, menuntut Partai NasDem untuk memecat RHB yang diduga keras yang diduga melakukan tindak kekerasan dan pelanggaran etik serius. Ketiga, mengutuk keras Partai NasDem yang masih melindungi oknum yang diduga melanggar hukum.
<< Kristian Silitonga: Oknum Dewan Bermasalah Hanya Akan Merusak Partai dan Menghancurkan Kepercayaan Rakyat
Direktur Studi Otonomi Politik dan Demokrasi (SOPO), Kristian Silitonga, menegaskan bahwa keberadaan anggota dewan bermasalah bukan hanya mencoreng wajah parlemen, tetapi juga merusak nama besar partai politik yang menaunginya. Menurutnya, partai yang masih mempertahankan kader bermasalah sama saja menggali lubang kuburannya sendiri di mata rakyat.
“Oknum dewan yang terjerat kasus amoral, hukum, atau menyalahgunakan jabatan jelas merusak partai. Rakyat sudah muak dengan wakil rakyat yang tidak punya integritas. Kalau partai terus melindungi, maka kepercayaan publik akan hilang,” tegas Kristian, Jumat (19/09/2025).
Pernyataan ini menanggapi desakan Lingkar Aktivis Mahasiswa yang menuntut pemecatan anggota DPR RI berinisial RHB dari Partai NasDem. RHB dituding melakukan kekerasan serius dengan senjata api terhadap seorang perempuan, serta menelantarkan keluarganya. Aktivis mahasiswa bahkan menyerukan agar DPR dibubarkan karena dianggap jauh dari kepentingan rakyat.
Kristian menilai partai politik seharusnya cepat dan tegas dalam menyikapi kasus tersebut. Jangan hanya mengeluarkan gimmick atau pernyataan normatif, sementara hak-hak dewan bermasalah masih berjalan.
“Kalau ada kader yang terbukti merusak citra parlemen, partai harus segera memecat, bukan menunda-nunda. Publik tidak bisa lagi ditipu dengan pencitraan. Satu oknum bisa merusak seluruh partai,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini masyarakat bisa dengan mudah menelusuri rekam jejak wakil rakyat di era digital. Karena itu, partai politik dituntut melakukan evaluasi besar-besaran dan tidak ragu melakukan
“Momentum demo mahasiswa ini harus menjadi alarm keras bagi parpol. Jangan menunggu rakyat marah lebih besar lagi. Kalau tidak berbenah, partai akan ditinggalkan dan dihukum rakyat di pemilu berikutnya,” pungkas Kristian. (*/AN)