SIANTAR — Proses relokasi pedagang gedung IV Pasar Horas terus berlanjut dan didukung oleh pedagang. Direktur Utama PD Pasar Horas Jaya, Bolmen Silalahi, menyampaikan hingga hari ini Jumat (26/9/2025), dari total 271, sebanyak 265 pedagang telah mengambil nomor kios darurat.
“Dari total 271, sudah 265 pedagang yang mengambil nomor. Sisa enam lagi tinggal mengambil, artinya pedagang juga sangat mendukung” ujar Bolmen.
Plt Kabag Ops PD PHJ, Binton Siagian menambahkan, sisa pedagang yang belum mengambil nomor belum sempat dikomunikasikan langsung karena tidak bertemu saat pendataan.
“Ini kan karena engga dikasih, karena engga ketemu sama pedagang nya,” kata Bilton.
Menurut Bolmen, penyesuaian ukuran terpaksa dilakukan karena keterbatasan ruang, namun seluruh pedagang tetap diakomodir.
“Persisnya untuk ukurannya 1,8×2 m. Sebenarnya ekspose kita 2×2 cuman karena banyak nya space makanya agak berkurang. Artinya soal space pun tetap nya diakomodir dengan pemilik toko yang di lokasi tersebut, diakomodir semua,” ujar Bolmen.
PD PHJ menargetkan relokasi dilakukan mulai Senin, 29 September hingga Rabu, 1 Oktober pekan depan. Pihaknya menyiapkan kendaraan angkutan untuk mempermudah pedagang saat pindah“Kami sudah siapkan fasilitas, termasuk material, barang-barang, serta Viar (kendaraan angkutan). Untuk pengamanan, Dishub dan Satpol PP juga kita minta diturunkan,” jelas Bolmen.
Diceritakannya, PD PHJ telah mendata 271 pedagang bekerja sama dengan aliansi pedagang. Namun dalam perjalanannya, muncul tambahan pedagang baru sehingga data mengalami dinamika. Hingga kini, sebagian besar pedagang telah menyatakan setuju untuk direlokasi.
“Dua bulan lalu, kami sudah mendata pedagang yang ada disitu, bersama aliansi para pedagang, Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H), P3B, PP, itu hadir, sudah kita lakukan itu,” katanya.
Bahkan Wali Kota Wesly Silalahi telah mengundang pedagang ke rumah dinas untuk berdiskusi beberapa waktu lalu
Ia menegaskan, relokasi pedagang tidak sampai ke area Sekolah Muhammadiyah, tepatnya dua ruko sebelum masjid itu.
“Kami mengakomodir pedagang. Tapi tetap memberi space akses bagi pemilik ruko untuk lewat dan parkir, tidak sampai ke ujung dekat sekolah Muhammadiyah artinya dua ruko sebelum Masjid,” ucap Bolmen.
Ditambahkannya, selama di kios darurat, pedagang tidak ada dikutip retribusi apa pun. ” Kalau sudah masuk gedung mungkin nanti baru dilakukan pengutipan” terangnya. (*/AN)