CATATAN : TONNY SARITUA PURBA (Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia)
SIMALUNGUN, Armadanews.id I Saya selama 3 hari, sejak tanggal 12-15 Oktober 2020 mengunjungi beberapa petani jeruk di beberapa Desa yang ada di Kabupaten Simalungun, dominan petani jeruk yang ada mengatakan hama dan penyakit tanaman jeruk adalah lalat buah.
Lalat buah merupakan salah satu hama penting pada jeruk, kerugian bagi petani karena larvanya akan menyebabkan gugurnya buah jeruk sebelum mencapai kematangan yang diinginkan. Hal ini sangat merugikan bagi petani karena dapat menghambat peningkatan produksi, kwalitas buah dan potensi gagal panen besar sekali
Untuk mencegah hama ulat buah, dominan petani jeruk akan menyemprotkan Pestisida berupa Fungisida dan Insektisida. Biasanya para petani dalam satu minggu bisa sampai 2 kali penyemprotan agar hama ulat buah tidak ada.
Saya bertanya kepada beberapa orang petani mengapa setiap minggu selalu menyemprotkan racun ? Jawaban dari petani tersebut adalah jika tidak disemprotkan dengan racun maka buah jeruk akan terkena hama dan penyakit, khususnya hama ulat buah.
Setelah petani menjawab, saya jelaskan secara singkat mengapa bisa demikian ? Karena dominan petani sudah menganggap bahwa jika tanaman jeruk tidak disemprot Pestisida maka lalat buah akan ada di dalam buah jeruk, gagal panen bisa terjadi. Tanaman jeruk sudah ketergantungan Pestisida termasuk wawasan petani juga sudah keliru, saya sebagai salah satu Penyuluh Swadaya Petani Padi Indonesia ikut prihatin melihat kondisi petani jeruk yang ada di Kabupaten Simalungun.
Discussion about this post