TOBA, Armadanews.id | Sejumlah masyarakat Batak yang tergabung dalam organisasi Golongan Siraja Batak Parbaringin Malim Marsada menggelar ritual keagamaan di areal makam Raja Sisingamangaraja XII, Soposurung, Balige.
Ritual keagamaan ini bertujuan memberikan penghormatan kepada Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII yang telah berjuang bagi masyarakat Indonesia, secara khusus Batak Toba.
Tepat pada hari ini, Kamis (17/6/2021) adalah peringatan 114 tahun Raja Sisingamangaraja XII gugur dalam pertempuran di masa kolonial Belanda.
Penatua sekaligus Raja Golongan Siraja Batak Parbaringin Malim Marsada Amir Marpaung menegaskan agar kaum muda jangan melupakan sejarah.
“Bagi kaum muda, jangan melupakan sejarah bahwa Raja Sisingamangaraja XII adalah pembawa kebenaran. Ini bertujuan untuk mengenal Bangso Batak ini,” ujar Amir Marpaung, Kamis (17/6/2021).
Ia juga berharap agar sejarah dan kisah Raja Batak itu menjadi bahan pembelajaran resmi guna menumbuhkan semangat berjuang bagi generasi masa kini. “Terlebih, baik anak muda yang sejak kecil hingga besar, guru-guru, pihak Pemda, agar dibuat penghormatan bagi Raja Sisingamangaraja XII,” sambungnya.
Ia menjelaskan dengan menggunakan Bahasa Batak Toba bagaimana perjuangan Raja Sisingamangaraja XII di masa hidupnya yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi kaum muda di masa kini.
“Di dunia pendidikan, raja ini menjadi teladan. Mari kita ingat perjuangannya. Darah mengucur, dirinya, anaknya dan putrinya. Dia memiliki dua anak dan satu putri,” sambungnya.
Dia juga menguraikan bagaimana perjalanan panjang Raja Sisingamangaraja XII dalam perang perebutan kemerdekaan dari tangan kolonial Belanda. Bahkan, ia mengaitkan terjadinya perang di Tanah Batak dengan peraihan kemerdekaan Republik Indonesia.
Acara mereka selenggarakan dengan penuh hikmat yang dihiasi dengan simbol-simbol dalam budaya Batak Toba. Mulai dari pakaian hingga sarana ritual yang mereka gunakan ternyata memiliki makna.
Terlihat juga dikibarkan Bendera Batak yang menggambarkan Pedang Sisingamangaraja dengan bulan dan bintang. Bendera berkibar sembari masyarakat menunaikan ritual.( Edu Antonius Nainggolan)