SIMALUNGUN– Kisah inspiratif datang dari Septiana Hirawati Pasaribu, putri dari pasangan tunanetra F Pasaribu dan N br Haloho yang meraih gelar Cumlaude dengan IPK 3,78 Jurusan Bahasa Inggris dari Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar pada wisuda Periode II Tahun 2023, Rabu (06/12/2023).
Disambangi di rumahnya di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun, Kamis (07/12/2023), Septiana mengatakan bahwa mendapatkan predikat cumlaude dari kampusnya adalah kebanggaan tersendiri dan merupakan tanggungjawab untuk membawa nama baik kampus di tahap selanjutnya.
Septiana menceritakan bahwa keinginan masuk ke perguruan tinggi jurusan Bahasa Inggris adalah saran dari ayahnya serta dukungan dari keluarga.
Siswi lulusan SMK N 1 Pematang Siantar ini menceritakan, lahir dari pasangan ayah dan ibu sebagai penyandang tunanetra bukanlah mudan, namun bulan menjadi halangan dalam kehidupan. Septiana bertekad untuk meraih cita-citanya dan membawa kearah kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.
“Memiliki orangtua yang tunanetra tidak menjadikan halangan dan rintangan. Orangtua saya selalu memberikan dukungan pendidikan terhadap saya dan saudara saya,” ujar Septiana Pasaribu.

Melihat ayah dan ibunya yang semakin tua, Septiana Pasaribu berharap dapat bekerja dengan baik dan membantu keluarganya.
“Bapak dan mamak sudah semakin tua, semoga lah nanti bisa mendapatkan pekerjaan yang baik agar bapak dan mamak tidak perlu bekerja lagi sebagai tukang pijat. Kasihan juga melihat mereka bertahun-tahun bekerja sebagai tukang pijat”, katanya.
Pasangan F Pasaribu dan N Br Haloho bekerja sebagai tukang pijat tunanetra. Kesehariannya mereka bekerja membuka praktek pijat di rumah dan seringkali juga mendapatkan panggilan dari warga sekitar untuk mendapatkan jasanya.
N Br Haloho menceritakan, pengalaman pertamanya dipanggil keatas panggung utama wisuda adalah kebanggaan bagi dirinya. Dia mengaku merasakan haru dan tangis saat dirinya dan suami dipersilahkan naik keatas panggung wisuda untuk mendampingi putrinya mendapatkan gelar cumlaude.
“Ya gimana ya, benar saya merasakan haru dan menangis saat berada di atas panggung wisuda. Namun tangis tersebut bukanlah tangis kesedihan, tapi menangis karena bangga anak saya mendapatkan prestasi dari kampusnya,” sebut N Br Haloho.
Ibunda dari Septiana Pasaribu berharap kelak anaknya mendapatkan pekerjaan yang baik agar dapat membanggakan keluarganya. (*/AN)