LAMPUNG BARAT — Sinar Jaya Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat kembali menjadi sorotan. Nama Sinarjaya menjadi viral di Kabupaten Lampung Barat semenjak peralihan dari peratin yang habis jabatannya Suparjo) ke pejabat Pj Harsono.
Pergantian Peratin di Pekon Sinar Jaya ini seakan-akan membuka kedok bau busuk menyengat penyimpangan penyimpangan yang dilakukan oleh sang oknum mantan Peratin tersebut.
Mulai dari keberadaan kendaraan dinas yang tidak jelas yang berhasil diungkap oleh Kabid Investigasi LSM TRINUSA Indra, kini soal rabat beton yang kurang volume sampai keberadaan kendaraan operasional Bumdes pekon yang masih ditelusuri terus keberadaannya oleh tim investigasi dari LSM Trinusa sendiri.
Yang menariknya, dari pengembangan terkait kekurangan rabat beton yang berhasil juga ditemukan keberadaan lokasi nya seakan-akan menguak fakta baru ternyata ada juga jalan yang diduga indikasi fiktif nya kuat di lokasi yang berdekatan dengan lokasi rabat beton, yang kurang volume (berjarak sekitar 3 kilo) tetapi masih di areal pemangku Silingkut.
Rabat beton yang dianggarkan pada pencairan tahap II Dana Desa tahun 2023 sampai hari ini (26/12/2023) tidak ada wujudnya sama sekali alias fiktif, karena dalam seminggu terakhir dana desa tahap tiga sudah cair dan posisi peratin pun sudah berganti. Akan tetapi kondisi jalan tersebut masih seperti itu, jadi memang kegiatan itu tidak terlaksana samasekali sampai detik ini.
Haryanto alias Gondrong selaku Ketua PAC wilayah 1 LSM Trinusa DPC Lampung Barat menyayangkan hal tersebut.
“Iya kemarin kami di wilayah 1 Trinusa ditugaskan oleh jajaran pengurus untuk menelisik lebih dalam mengenai rabat beton yang kurang volume,namun ketika kami menelusuri ke pemangku Selingkut ini, malah dapat fakta baru ternyata ada satu kegiatan juga yang dianggarkan pada tahun ini di termin kedua dana desa, ternyata kegiatannya tidak berjalan/dilaksanakan samasekali” ujarnya ketika dikonfirmasi oleh awak media.
“Inilah realita yang terjadi di pekon Sinarjaya ini, terlalu banyak masalah kesemrawutan pengelolaan dana pekon (desa) yang terjadi mulai dari kendaraan dinas, kendaraan Bumdes, kurang volume rabat beton sampai indikasi fiktif kegiatan rabat beton yang nilai kerugiannya ratusan juta ini,’ imbuhnya.
Ketika ditanyakan oleh awak media mengenai langkah apa yang akan diambil oleh LSM TRINUSA, dengan tegas dia menjawab akan melakukan koordinasi.
“Besok kami akan berkordinasi dengan pengurus DPC dan akan merekomendasikan atas temuan fakta di lapangan sekaligus mendesak pengurus untuk sesegera mungkin melaporkan hal ini kepada APH, baik itu kepolisian maupun kejaksaan. Karena ini sudah jelas menyebabkan kerugian negara ratusan juta rupiah,” ujarnya menutup pembicaraan. (Reza)