LAMPUNG BARAT– Kepala Puskesmas (kapus) Kecamatan Airhitam akhirnya mengklarifikasi via pesan singkat WhatsApp kepada Indra (LSM TRINUSA), terkait Menu PMT Balita dan ibu hamil serta dugaan pemotongan dana PMT.
“Salah satunya adalah mengenai pemotongan yang terjadi, yang menurut kapusnya itu tidak ada padahal dalam statmen berikutnya beliau bilang itu karena memang kemauan kadernya, jadi disisi lain membantah namun disisi lainnya seakan membenarkan bahwa hal itu terjadi, sedangkan penelurusan di lapangan fakta yang kami temui di lapangan berdasarkan keterangan dari kader-kader tersebut sebenarnya hal itu sempat menjadi pertanyaan dan polemik mengenai potongan Rp5000 tersebut dan pihak puskesmas dalam hal ini Elsi mengatakan untuk membeli wadah tempat makanan,” sebutnya.
“Artinya ada indikasi ketidak seimbangan antara hal yang gali di lapangan dengan klarifikasi dari si kapus tersebut,” ujar Indra
“Jadi intinya tidak ada pemotongan yang Rp5000, tapi karena kadernya yang menitip tempat untuk makanan alias phinwall” (klarifikasi KAPUS-red)
Lanjut Indra mengatakan, terkait menu yang menurut analisa kami mengenai standar gizi yang kurang terpenuhi dan tidak sesuai. “Kalau kita bandingkan dengan nilai nominalnya, dana PMT balita sebesar Rp16500 jawabannya malah tetap terkesan membenarkan, padahal jelas mengenai menu balita program stunting itu ada aturan dan petunjuknya. Diantaranya susu, sayur sayuran, buah, nah yang dilakukan oleh kader-kader yang katanya didampingi oleh bidang gizi puskesmas sangat berbeda, salah satunya menu tahu bunting, nasi goreng, mie goreng, jambu air. Padahal jelas program PMT tiga bulan ini korelasinya adalah ke program stunting, padahal semestinya dengan ukuran uang segitu seharusnya seperti susu itu bisa dimasukkan dalam paket makanan menu tersebut,” paparnya.
“Kalau yang di foto itu tahu bunting itu isi nya ayam suwir. Kalau yang bulat bulat itu adalah Nugget Ayam. Kalau di nasi goreng itu nasi goreng ceria ada ayam suwir dan telor orak arik. Kalau mie itu juga ada campuran ayam suwir dan telor orak arik Jadi ada nilai protein nya,” kata kapus.
Lanjut Indra, ada hal yang menarik lagi di salah satu jawaban dari kapus itu sendiri bahwasanya program PMT tersebut sudah ada aturannya, tapi kenyataannya kan berbeda seharusnya kalau sudah tahu ada aturannya kenapa fakta di lapangan nya berbeda, bahkan ketika kami pertanyakan sejauh mana bidan desa dilibatkan dalam hal program PMT ini tidak dijawab oleh kapus tersebut, padahal peran bidan desa ini cukup vital di garda terdepan dalam program penanganan stunting Karna berinteraksi langsung dengan masyarakat dan juga satu ahli gizi dari puskesmas apa mampu mengawasi 10 pekon dengan beberapa posyandu yang ada di kecamatan airhitam ini.
Sambil tertawa Indra melanjutkan, fakta yang lebih unik lagi terkait ketika kami datang ke puskesmas untuk konfirmasi pertama,jawaban dari kapus ini terkesan sangat mengada ada, kami datang pertama ke puskesmas airhitam ini dia mengatakan posisi dia lagi keliling,padahal mayoritas petugas di ruangan bawah ketika kami datang dan menanyakan si ibu kapus menjawab bahwa ibu kapus lagi zoom dan tidak bisa di ganggu sedangkan kepala bidang gizi (Elsi) ada yang menyatakan lagi ke posyandu namun ada juga yang menyatakan lagi zoom juga, sempat kami tunggu hampir 3 jam dan ketika kami masuk lagi bertanya lagi lagi jawaban petugas masih sama dengan pas kami datang pertama, jadi jelas disini seakan Kapus Puskesmas Airhitam ini membuat klarifikasi hanya untuk pembenaran versi dirinya sendiri dengan tidak mengedepankan fakta yang sebenarnya”
“Kalau masalah pas sampean ke puskesmas. Saya lagi keliling beberapa pekon, sedangkan bu Elsi lagi kunjungan ke tempat balita bukan ke posyandu alias Dl. Jadi bukan kami tidak mengindahkan dll. Demikian cerita nya,” jawab kapus.
“Permasalahan ini tetap akan kami gali lebih dalam,apalagi sebenarnya banyak hal yang akan kami pertanyakan terkait pengelolaan yang ada di puskesmas kecamatan airhitam ini,dalam waktu dekat ini kami akan mengajukan audiensi dengan Pj Bupati Lampung Barat, kadis kesehatan dan juga pihak inspektorat untuk segera menindaklanjuti permasalahan ini supaya kedepanyan pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan akan jauh lebih baik lagi” tutupnya mengakhiri pembicaraan. (Reza)