SIMALUNGUN, Armadanews.id – Akibat harga yang semakin anjlok, yakni Rp. 200 per kilo gram, petani di Kecamatan Purba, Kecamatan Silimakuta, Pamatang Silimahuta, Dolok Silau, Kabupaten Simalungun membiarkan sayur kubis membusuk di ladang.
Lamhot Saragih (30) salah satu petani kubis, Senin (24/08/2020) mengatakan, sengaja tidak memanen sayur kubis di ladangnya. “Mau dipanen harganya sangat murah, untuk ongkos panen saja tidak nutup,” keluhnya.
Kegagalan panen kali dikatkan Lamhot Saragih dikarenakan harga sayuran di tingkat petani saat ini terjun bebas.
“Empat bulan yang lewat harga kubis mencapai Rp3.000 per kg, tapi saat ini harga di tingkat petani hanya Rp. 200 per kilo di lahan pertanian.
“Harga Rp 3.000 itu hanya bertahan beberapa bulan saja, setelah itu terus menurun hingga Rp. 200 per kilogram. Itupun tergantung dari kualitasnya,” tutur Lamhot.
Untuk biaya perawatan hingga masa panen membutuhkan biaya sebanyak Rp10 juta. Dengan harga kubis Rp200 sudah dipastikan akan mengalami kerugian yang cukup besar.
“Padahal kubis sudah saya semprot secara intensif agar tidak mudah busuk, kubis-kubis milik saya tetap busuk, sekarang hanya bisa digunakan sebagai tambahan pupuk,” sebutnya.
Sementara itu, Juli (39), pedagang sayuran mengungkapkan, anjloknya harga sayuran ini disebabkan karena banyaknya stok dari petani. Hal itu dirasakan mulai pertengahan musim penghujan tahun ini, dan masih terus berlanjut sampai sekarang.
Discussion about this post